SESI 17 : Bahasa Jurnalistik
Bahasa merupakan hal penting yang telah melekat dalam masyarakat karena sejatinya bahasa mempermudah seseorang untuk menyampaikan ide, gagasan, pemikiran kepada orang lain. Dalam jurnalistik ada dikenal bahasa jurnalistik atau bahasa pres, yaitu bahasa yang dipergunakan media untuk mengungkapkan sebuah fakta. Prof. S. Wojowasito berpendapat bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. M. Wonohito juga berpendapat bahwa bahasa jurnalistik adalah suatu jenis bahasa tertulis yang memiliki sifat-sifatnya dengan bahasa sastra, bahasa ilmu atau bahasa buku pada umumnya. Jadi, dapat ditarik sebuah simpulan bahwa bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan media massa tentang suatu berita yang disampaikan langsung maupun tidak langsung secara singkat, padat dan jelas sesuai fakta yang ada.
Bahasa jurnalistik memiliki beberapa ciri, seperti dalam buku “Menulis Artikel dan Tajuk Rencana” milik Haris Sumadiria (2004) disebutkan ciri-ciri bahasa jurnalistik, di antaranya:
Sederhana, yaitu memilih kata atau kalimat yang umumnya diketahui oleh masyarakat.
Singkat, yaitu tidak bertele- tele, langsung menyentuh poin utama.
Padat, yaitu setiap kalimat yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca.
Lugas, yaitu kata atau kalimat yang digunakan tegas, tidak ambigu yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga tidak menimbulkan sebuah perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.
Jernih, yaitu jujur, tulus, tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Menarik, yaitu dapat mengambil perhatian khalayak pembaca dan memicu minat baca.
Populis, yaitu setiap kata, istilah atau kalimat yang digunakan harus akrab di telinga, di mata dan di benak pikiran khalayak pembaca dan pendengar.
Logis, yaitu kata atau kalimat yang digunakan masuk akal.
Demokratis, yaitu tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan.
Gramatikal, yaitu kata, kalimat atau istilah yang digunakan harus mengikuti kaidah tata bahasa baku.
Menghindari kata tutur, yaitu kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari- hari secara informal.
Menghindari kata dan istilah asing, artinya pembaca harus mengetahui makna setiap kata yang dibaca dan didengar.
Pilihan kata (diksi) yang tepat karena bahasa jurnalistik sangat menekankan pada efektivitas.
Mengutamakan kalimat aktif karena lebih mudah dipahami, dimengerti dan disukai oleh khalayak pembaca daripada penggunaan kalimat pasif.
Menghindari kata atau istilah teknis karena ditujukan untuk umum bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala berdenyut.
Tunduk kepada kaidah etika karena salah satu fungsi utama pers adalah edukasi, mendidik.
______________________________
Komentar
Posting Komentar