SESI 8: Penggunaan Imbuhan “-nya” pada Kalimat
Berhati-hatilah Saat Menggunakan Imbuhan “-nya” pada Suatu Kalimat
Bila melihat realita saat ini, penggunaan imbuhan –nya yang sesuai kaidah Bahasa Indonesia kerap disepelekan oleh banyak orang. Biasanya penggunaan imbuhan –nya ini mengalami kesalahan ketika diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesalahan penggunaan baik secara pengucapan maupun secara penulisan dapat dilihat dari permisalan berikut ini:
- Permisi, Pak. Apakah Budinya ada?
- Itu semua terserah kamunya.
Jadi, apa yang salah dari kalimat-kalimat di atas? Untuk lebih lanjutnya, mari pahami terlebih dahulu mengenai posisi imbuhan –nya pada suatu kalimat. Imbuhan –nya terletak di akhir kalimat sehingga disebut sebagai sufiks (akhiran), yang mana penulisan sufiks –nya ini diimbuhkan pada akhir kata. Berikut contoh dari penulisan sufiks -nya:
- Obatnya harus diminum tiga kali sehari.
- Jangan lupa tasnya dibawa!
Sufiks –nya ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:
- Sufiks –nya yang digunakan untuk kata ganti orang
Sufiks yang menggantikan subyek baik itu sebagai pelaku maupun sebagai pemilik. Contoh:
- Kita tidak diperkenankan mencoret-coret bukunya. (-nya sebagai pemilik)
- Semua harus sesuai dengan rencananya. (-nya sebagai pelaku)
- Sufiks -nya yang digunakan hanya sebagai akhiran
Sufiks ini hanya sebagai akhiran yang berfungsi mempertegas kata yang diikutinya. Contoh:
- Apanya yang salah dari tindakan ini?
- Semuanya hanya sekadar angan.
Dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Sufiks (akhiran) –nya tidak boleh diletakkan secara sembarangan pada sebuah nama atau kata ganti, sebab sufiks –nya itu sendiri sudah merupakan kata ganti orang atau kata kepemilikan.
- Penulisan sufiks –nya disambung dengan kata yang diikutinya.
- Penulisan sufiks –nya untuk kata ganti Tuhan harus diawali dengan huruf besar. Contoh perbaikan penggunaan sufiks -nya:
- "Permisi, Pak. Apakah Budinya ada?" menjadi "Permisi, Pak. Apakah Budi ada?"
- "Itu semua terserah kamunya." menjadi "Itu semua terserah kamu."
Komentar
Posting Komentar